Kamis, 28 Oktober 2010

Memilih Air Minum Dalam Kemasan


Baru-baru ini di sebuah media lokal memberitakan tentang adanya industri air minum kemasan palsu yang digerebek pihak berwajib. Sebagai konsumen yang sudah terbiasa mengkonsumsi produk air minum dalam kemasan tentunya menjadi was-was dibuatnya. Berbagai produk air minum dalam kemasan yang melenggang di pasaran boleh dibilang serupa isinya namun acap kali lain mutunya. Tak mudah memang untuk membedakan air minum kemasan itu asli atau palsu . Melalui tulisan ini setidaknya dapat membantu konsumen di daerah Jombang dan Mojokerto dalam memilih air minum dalam kemasan (dikenal dengan AMDK)

Mengapa tubuh butuh air

Manusia sebenarnya disebut sebagai “makhluk air” , manusia normal membutuhkan air brkisar 2 – 3.5 liter per hari. Tidak sekedar menjawab rasa haus, tetapi untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan intraselular dan ekstraselular. Sesuai namanya Intraselular adalah cairan yang ada dalam sel yang memungkinkan sel tersebut dapat menjalankan fungsi metabolismenya, sedang ekstraselular untuk merendam sel-sel, mengalirkan nutrisi dan produk buangan melewati jaringan – jaringan dalam tubuh. Disinilah pentingnya kita harus pandai dalam memilih air yang kita minum. Air bening belum tentu sehat. Tubuh kita menginginkan mineral untuk kesehatan tubuh dalam ukuran yang pas, bila berlebihan bahkan dapat berbahaya. Sebagai contoh kandungan Mangan (Mn) yang pas berguna dalam mengaktifkan sejumlah enzim penting dalam metabolisme tubuh. Namun kandungan diatas 0.5 mg/l dapat menyebabkan rasa aneh, bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Seng ( Zn ) dalam jumlah kecil merupakan unsur penting dala metabolisme, sehingga kalau anak kekurangan seng pertumbuhannya bisa terhambat. Namun bila terlalu banyak kandungan Seng ( Zn ) akan menyebabkan air minum itu terasa pahit dan sepet bila diminum.

Proses pembuatan AMDK

Orang sering beranggapan bahwa usaha pembuatan air minum dalam kemasan ini begitu gampang dan besar peluangnya. Tinggal sedot air dari bumi, lalu menjualnya. Harganya bahkan lebih mahal dari BBM. Padahal, selain harus membayar retribusi kepada pemerintah (PAM), kalau mengikuti peraturan WHO termasuk keamanan pangan (food safety), dan standarisasi lainnya juga tak semudah yang kita bayangkan. Untuk menentukan sumber air baku saja harus ada beberapa petunjuk yang harus diikuti. Antara lain harus jauh dari pemukiman, tidak ada areal pertanian, tidak ada kontaminan yang berbahaya & mutu airnya baik. Produsen AMDK yang serius bisa melewatkan waktu 1-2 tahun untuk meneliti apakah sebuah sumber air dapat digunakan atau tidak. Karena sifatnya yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, sehingga ada yang mengatakan, membuat produk AMDK lebih sulit daripada memproduksi minuman ringan biasa. Proses yang paling sulit adalah melakukan kontrol terhadap adanya mikroorganisme.
Sebagai gambaran, berikut ini adalah tahapan proses yang harus dilalui agar diperoleh produk AMDK yang aman bagi kesehatan:
1. Air yang berasal dari mata air atau sumur artesis, air ditandaon dalam tanki besar.
2. Air dialirkan dengan dilewatkan filter 5 mikron , yang bertujuan menyaring kotoran yang berupa partikel
3. Dilewatkan filter karbon I & II untuk menyaring bau , rasa dan warna.
4. Dari filter karbon II , kemudian dilewatkan Filter ukuran 1 mikron yang bertujuan untuk menyaring kotoran dan mikroorganisme tertentu, pada filtrasi ini tidak semua mikroorganisme dapat terflter, karena ada mikroorganisme dengan ukuran 0.2 – 0.5 mikron
5. Ozonisasi ; proses ini merupakan proses sterilisasi untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada dalam air
6. Masuk Finished Tank dan dilanjutkan pengisian ke botol – botol dengan mesin
Biasanya filter-flter tersebut dicuci secara periodik dan dilakukan cek mikrobiologi secara ketat setiap hari.

Kiat memilih

Sebagai konsumen yang baik tentunya kita mesti pandai-pandai melindungi diri dan keluarga kita dari produk-produk yang bermasalah. Sebagai contoh, pada produk yang semstinya bening, tak berasa tak dan tak berbau ini terkadang ditemukan partikel berwarna hitam, atau putih, atau algae
( gangang) dan bau yang kurang enak.
Untuk itu berikut panduan untuk memilih AMDK yang baik menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia :
1. Pilih tempat penjualannya. Jangan beli di sembarang tempat.
2. Amati labelnya. Adakah disitu tercantum alamat produsen, komposisi, proses yang digunakan untuk sterilisasi. Tercantumkah petunjuk penyimpanannya?
3. Cek segelnya, apakah masih utuh ?
4. Cek kualitas air secara fisik ( visual ); kejernihan & warnanya.
5. Bisa dilakukan uji mikrobiologi atau kimiawi di laboratorium oleh instansi berwenang.
Dengan memilih air minum dalam kemasan yang benar-benar bermutu baik, tentunya akan menghindarkan diri dan keluarga kita dari penyakit akibat air minum yang bermasalah. Ungkapan “Teliti sebelum membeli” hendaknya tetap menjadi senjata ampuh kita dalam memenuhi kebutuhan akan air minum dalam kemasan.
Alumnus Teknologi Pangan UGM Yogyakarta, pemerhati dan peminat masalah ilmu dan teknologi pangan – tinggal di Jombang