Beta (β) adalah ukuran volatilitas—atau risiko sistematis—sekuritas atau portofolio dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan (Contohnya: IHSG). Saham dengan beta lebih tinggi dari 1,0 dapat diartikan lebih volatil dibandingkan IHSG.
Beta digunakan dalam CAPM, yang menggambarkan hubungan antara risiko sistematis dan return yang diharapkan untuk aset (biasanya saham). CAPM secara luas digunakan sebagai metode untuk menentukan harga sekuritas berisiko dan untuk menghasilkan perkiraan pengembalian aset yang diharapkan, dengan mempertimbangkan risiko aset tersebut dan biaya modal.Kita tidak perlu membahas diturunkan dari rumus apa beta tersebut. Yang penting kita get the sense dan memahami interpretasinya secara umum.
Perhitungan beta digunakan untuk membantu investor memahami apakah suatu saham bergerak ke arah yang sama dengan pasar. Ini juga memberikan gambaran tentang bagaimana volatilitas – atau seberapa berisiko – suatu saham relatif terhadap pasar.
Nilai Beta
Nilai Beta Sama dengan 1.0
Jika suatu saham memiliki beta 1.0, ini menunjukkan bahwa aktivitas harganya berkorelasi kuat dengan pasar. Sebuah saham dengan beta 1.0 memiliki risiko sistematis. Gambaran kasarnya, jika IHSG naik 1%, maka saham tersebut naik 1% pula.
Nilai Beta Kurang dari Satu
Nilai beta yang kurang dari 1,0 berarti bahwa keamanan secara teoritis tidak terlalu volatil dibandingkan dengan pasar. Gambaran kasarnya, jika IHSG naik 1%, mgkn saham ini lebih lambat, baru naik 0.5%. Tetapi jika IHSG turun 1%, saham ini juga lebih lambat merespon, hanya -0.5%. Ini hanya perumpamaan. Contohnya saham-saham defensif yang mgkn tidak terlalu terkait revenue dengan kondisi market secara umum.
Nilai Beta Lebih Besar dari Satu
Beta yang lebih besar dari 1,0 menunjukkan bahwa harga sekuritas secara teoritis lebih fluktuatif daripada pasar. Misalnya, jika beta saham adalah 1,2, diasumsikan 20% lebih fluktuatif daripada pasar. Saham teknologi dan saham berkapitalisasi kecil cenderung memiliki beta yang lebih tinggi daripada benchmark pasar. Ini menunjukkan bahwa menambahkan saham ke portofolio akan meningkatkan risiko portofolio, tetapi juga dapat meningkatkan pengembalian yang diharapkan. Gambaran kasarnya, jika IHSG naik 1%, saham-saham dengan beta tinggi ini bisa naik jauh lebih tinggi dari pada IHSG. Namun, dalam kondisi pasar bergerak negatif, biasanya saham-saham ini jg merespon dengan turun lebih cepat.
Nilai Beta Negatif
Beberapa saham memiliki beta negatif. Beta dari -1.0 berarti bahwa saham berkorelasi terbalik dengan benchmark pasar dengan basis 1:1. Saham ini dapat dianggap sebagai kebalikan, cerminan dari tren benchmark.
Apakah gerakan sebuah saham akan selalu sama dengan beta-nya? Tentu tidak, karena ini merupakan hasil dari perhitungan statistik dalam jangka waktu yang lama. Pasar seringkali tidak terdistribusi normal. Namun, untuk yg ingin belajar mengelola portfolionya, mgkn dapat dipertimbangkan menggunakan beta dalam mengukur risiko portfolio anda. Di Indonesia bs melihat data pefindo, ataupun ada dari penyedia-penyedia data yang lain.
Sumber: Investopedia