Minggu, 23 September 2012

Disiplin itu....awal dari sebuah budaya yaitu Budaya Disiplin

       
Dear all;

Disiplin banyak dibicarakan .... baik dalam lingkup luas berbangsa dan bernegara sampai lingkup kecil perusahaan atau bahkan di rumah kita masing-masing.

Sebenarnya disiplin adalah awal dari sebuah budaya, dan kalau sudah terbentuk maka kita kenal dengan istilah budaya disiplin

Disiplin juga dapat diartikan sebuah upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan oleh suatu organisasi ( sebut saja perusahaan ). Kalau sudah distrategikan dalam bentuk perilaku, nilai, dan penerapannya dalam bentuk norma, maka diperlukan penjagaan agar anggota / karyawan itu taat. Karena tanpa adanya penjagaan ketaatan tersebut, yang terjadi adalah keadaan dimana peraturan menjadi tidak dihormati. Sehingga harus ada pemastian ketaatan tersebut dalam bentuk disiplin. Pada tingkat pribadi kita kenal sebagai disiplin pribadi.

Dalam penetapan disiplin ada dua hal yang harus diperhatikan. Yaitu pertama : Kesegeraan dalam memberikan hukuman dan yang kedua adalah perimbangannya. Karena kalau tidak segera dihukum orang akan mudah lupa. Misalnya dalam pelajaran bahasa Inggris, kalau seorang murid salah mengucapkan lafal dan gurunya membiarkannya, maka akan sulit merubahnya. Jadi kesegeraan dalam memberi hukuman adalah hal yang sangat penting, dan itu membutuhkan ketegasan. Jadi untuk menegakkan disiplin perlu ketegasan dari seoarang pimpinan.

Ada 4 hal yang menjadi masalah disiplin yang sering kita jumpai :
1. Kehadiran ; Orang yang hadir secara taat dan rutin pada jam kerjanya selalu dinilai sebagai orang yang mudah menghasilkan, karena standar perusahaan ada dalam kehadiran-nya.
2. Perilaku di pekerjaan ; Memang karyawan datang tepat waktu, tetapi membaca koran dan ngobrol, ini adalah perilaku menyimpang yang tidak menghasilkan
3. Ketidakjujuran; Contohnya orang yang tidak taat pada prinsip, lebih mendahulukan kepentingan pribadi akan merugikan perusahaan
4. Aktivitas diluar perusahaan; Ada aktivitas yang kadang bertentangan dengan perusahaan, misal ada karyawan yang mendirikan perusahaan percetakan yang hasilnya dijual ke perusahaannya sendiri. Akan jadi masalah bila ada konflik kepentingan.

Lebih dalam tentang Disiplin

Pengertian Disiplin Kerja Menurut pendapat Alex S. Nitisemito(1984: 199) Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis.
Menurut pendapat T.Hani Handoko (1994:208)Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar- standar organisasional.
Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan disiplin kerja adalah suatu usaha dari manajemen organisasi perusahaan untuk menerapkan atau menjalankan peraturan ataupun ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan tanpa terkecuali.

T. Hani Handoko membagi 3 disiplin kerja(1994:208) yaitu:

a. Displin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah.
b. Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplin.
c. Disiplin Progresif yaitu: kegiatan memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan dari disiplin progresif
ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Menurut Gouzali Saydam (1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
f. Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan
g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

Hal-Hal yang Menunjang Kedisiplinan
Menurut Alex S. Nitisemito (1984:119-123) ada beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan dalam pendisiplinan karyawan yaitu:
a. Ancaman
Dalam rangka menegakkan kedisiplinan kadang kala perlu adanya ancaman meskipun ancaman yang diberikan tidak bertujuan untuk menghukum, tetapi lebih bertujuan
untuk mendidik supaya bertingkah laku sesuai dengan yang
kita harapkan.
b. Kesejahteraan
Untuk menegakkan kedisiplinan maka tidak cukup dengan ancaman saja, tetapi perlu kesejahteraan yang cukup yaitu besarnya upah yang mereka terima, sehingga minimal mereka dapat hidup secara layak.
c. Ketegasan
Jangan sampai kita membiarkan suatu pelanggaran yang kita ketahui tanpa tindakan atau membiarkan pelanggaran tersebut berlarut-larut tanpa tindakan yang tegas.
d. Partisipasi
Dengan jalan memasukkan unsur partisipasi maka para karyawan akan merasa bahwa peraturan tentang ancaman hukuman adalah hasil persetujuan bersama.
e. Tujuan dan Kemampuan
Agar kedisiplinan dapat dilaksanakan dalam praktek, maka kedisiplinan hendaknya dapat menunjang tujuan perusahaan serta sesuai dengan kemampuan dari karyawan.
f. Keteladanan Pimpinan
Mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan sehingga keteladanan pimpinan harus diperhatikan.

Cara Menegakkan Disiplin Kerja

Salah satu tugas yang paling sulit bagi seorang atasan adalah bagaimana menegakkan disiplin kerja secara tepat. Jika karyawan melanggar aturan tata tertib, seperti terlalu sering terlambat atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laku lain yang dapat merusak kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus dihukum dan atasan harus mengusahakan agar tingkah laku seperti itu tidak terulang.

Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:

a. Disiplin Harus Ditegakkan Seketika
Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan sampai terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif.
d. Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini
Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams benar-benar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
c. Disiplin Harus Konsisten
Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.
d. Disiplin Harus Impersonal
Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinan
hubungan antara karyawan dan atasan.
e. Disiplin Harus Setimpal
Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.

Salah satu cara modern dalam menegakkan disiplin adalah tuntutan hukum pada karyawan. Agar kalau ada yang melanggar peraturan dan mengakibatkan kerugian bisa dituntut, dan akhirnya penerapan hukum bisa terbantu karena kesadaran hukum akan semakin baik.

Disiplin juga tak lepas dari peran pimpinan. Kalau salah satu fungsi pimpinan adalah pengarahan, maka fungsi selanjutnya adalah memastikan anak buahnya berjalan sesuai arah. Pemastian itu namanya disiplin, dan disiplin lebih penting daripada menghukum.

Kalau seorang atasan memperhatikan aspek-aspek yang memastikan karyawannya berjalan searah dengan perilaku yang baik yang tidak merugikan perusahaan, maka atasan tersebut bisa disebut disiplinary leader. Disilplinary leader akan mudah membangun budaya disiplin, karena kalau ada karyawan yang menyimpang ditegur dengan baik, kalau tidak bisa dia bisa tegas dan yang penting Disiplinary leader harus bisa jadi contoh.


Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar